Selasa, April 14, 2009

Sentralisasi LSI Batal

Badan Liga Indonesia (BLI) akhirnya membatalkan rencana sentralisasi Liga Super Indonesia (LSI) di Jawa Timur, 17 April hingga 5 Mei mendatang. Namun jadwal sentralisasi tetap diberlakukan untuk menggelar pertandingan. Dengan demikian, Persib Bandung dipastikan akan tetap berlaga di Stadion Si Jalak Harupat saat menghadapi Sriwijaya FC, Jumat (17/4) mendatang.

Menurut Direktur Bidang Kompetisi BLI, Joko Driyono, PSSI melalui rapat bersama pengurus BLI lainnya akhirnya diambil keputusan untuk membatalkan sentralisasi tersebut. Keputusan PSSI didasari atas respons dari klub-klub yang bertanding di LSI terhadap jadwal yang dirilis oleh BLI.

"Setelah berkoordinasi dengan klub-klub melalui sambungan telepon, Ketua Umum PSSI (Nurdin Halid) memutuskan untuk membatalkan sentralisasi," kata Joko.

Keputusan PSSI untuk membatalkan sentralisasi LSI secara otomatis memindahkan tanggung jawab perizinan kepada masing-masing klub yang menjadi tuan rumah. BLI sendiri tidak akan menoleransi adanya pemunduran jadwal dengan alasan izin keamanan.

"Bila tidak mendapat izin, pertandingan harus dipindahkan ke tempat lain. Kalau memang tidak bisa menggelar, klub akan dinyatakan WO. Untuk mengubah tempat, BLI memberikan batas waktu hingga Selasa, 14 April 2009," kata Joko.

Sekretaris Badan Pengelola Persib, Edi Djukardi pun mengaku telah menerima keputusan tersebut melalui faksimile yang dikirimkan oleh BLI.

"Kita sudah menerima surat pembatalan sentralisasi tersebut. Kita pun langsung berkoordinasi agar dapat menggelarnya di Stadion Si Jalak Harupat," kata Edi.

Edi pun mengaku telah berkoordinasi dengan pengelola Stadion Si Jalak Harupat dan Polres Bandung agar dapat memberikan izin menggelar pertandingan Persib di Soerang, Kab. Bandung. "Kita berharap agar dapat diizinkan bermain di sana," katanya.

Sementara itu, pembatalan sentralisasi disambut gembira oleh Pelatih Persib Bandung, Jaya Hartono. "Jika harus bertanding dan berada 3 minggu di Jatim itu akan memberikan beban psikis bagi para pemain. Jika itu dibatalkan, berarti para pemain terlepas dari beban tersebut," katanya.

Selain itu, dengan dibatalkannya sentralisasi, Persib juga akan tetap dapat bermain di hadapan para bobotoh-nya. Hal itu sangat menguntungkan bagi tim karena bisa menjadi penyemangat.

Namun dibatalkannya sentralisasi bukan tidak berekses. Pasalnya, Persib terpaksa melakoni partai tandang dalam waktu yang sangat sempit. Berdasarkan jadwal sentralisasi, Persib harus melakukan 4 partai tandang dari 7 pertandingan yang harus dilakoninya.

Untungnya, laga tandang Persib melawan Persita (Senin, 20/4) dan Pelita Jaya (Selasa, 5/5) diperkirakan akan tetap dilaksanakan di Stadion Si Jalak Harupat. Karena kedua tim menjadikan Stadion Siliwangi dan Stadion Si Jalak Harupat sebagai markasnya.

"Ya kemungkinan paling jauh kita hanya bertandang ke Semarang melawan PSIS. Sedangkan lainnya masih tidak terlalu jauh," ujar Jaya.